Desa Tapis menggelar kegiatan sosialisasi perencanaan rintisan desa wisata pada 21 Januari 2025 di Kantor Desa Tapis. Acara ini menjadi langkah awal dalam upaya menggali dan mengembangkan potensi pariwisata yang ada di desa tersebut. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pemerintahan desa, perwakilan dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar), serta tokoh masyarakat setempat.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Desa Tapis, Bapak Dody Ismanu, yang memberikan sambutan sekaligus menekankan pentingnya pengembangan desa wisata sebagai salah satu cara meningkatkan perekonomian dan daya tarik desa. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan harapannya agar seluruh elemen masyarakat dapat turut serta dalam mendukung rintisan desa wisata ini sehingga dapat menjadi kebanggaan bersama.
Selanjutnya, Bapak Khairuddin selaku Kepala Bidang Kepariwisataan dari Disporapar memberikan paparan mengenai kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan desa wisata. Beliau menjelaskan strategi pengelolaan desa wisata dan bentuk dukungan dari pemerintah, yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi Desa Tapis dalam memulai langkah ini.
Sesi berikutnya diisi oleh Bapak Agus Purwiyono, Adyatama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ahli Muda dari Disporapar. Beliau menjelaskan secara rinci mengenai konsep desa wisata, kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapat status sebagai desa wisata, hingga contoh desa-desa lain yang telah berhasil menjadi destinasi unggulan. Paparannya juga menyoroti pentingnya memberdayakan masyarakat lokal melalui sektor ekonomi kreatif dan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
Dalam penjelasannya, dijabarkan bahwa desa wisata adalah desa yang memiliki daya tarik unik berupa keindahan alam, budaya, tradisi, atau aktivitas khas masyarakat setempat yang dapat dikelola menjadi destinasi wisata. Sesuai Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa, desa wisata menjadi salah satu fokus pembangunan untuk meningkatkan ekonomi pedesaan. Selain itu, desa wisata juga harus memenuhi sejumlah kriteria, seperti memiliki daya tarik unggulan, infrastruktur pendukung, dan pengelolaan berbasis masyarakat. Pemerintah juga menekankan pentingnya keberlanjutan, di mana desa wisata harus menjaga keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan serta budaya lokal.
Melalui sosialisasi ini, Desa Tapis diharapkan mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk dikembangkan menjadi desa wisata yang unggul. Dukungan dari pemerintah dan keterlibatan aktif masyarakat akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan Desa Tapis sebagai destinasi wisata yang berdaya saing, sekaligus tetap mempertahankan kearifan lokal sebagai daya tarik utamanya.